Goodbye Fairy: Chitanda Eru Versi Bule?!
Tangerang,
Maret 2020. Goodbye Fairy adalah novel yang seharusnya menjadi bagian dari
serial Hyouka, sebuah seri misteri remaja yang berasal dari Jepang. Seri Hyouka
sendiri telah diadaptasi ke dalam anime oleh studio Kyoto Animation dan film
layar lebar dalam versi live action. Goodbye Fairy terbit pada 2004 di Jepang, dan
akan segera diterbitkan oleh Penerbit Haru pada April 2020 mendatang.
Yonezawa
Honobu sebenarnya menuliskan Goodbye Fairy untuk melanjutkan seri Hyouka yang
diterbitkan sebelumnya. Karena label dalam penerbit Hyouka sebelumnya ditangguhkan,
Yonezawa pun tidak bisa menerbitkan Goodbye Fairy sebagai bagian dari Hyouka.
Sampai akhirnya sebuah penerbit lain meminang buku ini dan memutuskan menerbitkannya
dengan perubahan-perubahan sedemikian rupa, sehingga menjadi terpisah dari
serial Hyouka tersebut.
Novel
yang ditulis oleh Yonezawa Honobu ini mengingatkan pembaca terhadap
kebiasaan-kebiasaan kecil yang ternyata memiliki filosofi tersendiri di baliknya.
Terutama di Indonesia, banyak kebiasaan yang seringkali membuat orang luar
negeri terheran-heran. Bahkan terkadang, sesama masyarakat Indonesia sendiri
tidak paham kenapa orang melakukan itu. Seperti saat kita sedang makan
gorengan, atau mi, beberapa orang terbiasa menyediakan cabe sebagai pelengkap. Sementara
di luar negeri, biasanya cabe diolah terlebih dahulu sebelum dimakan. Selain
itu, ada juga kebiasaan orang Indonesia, terutama suku Jawa, yang menunjuk arah
jalan menggunakan jari jempol, bukan telunjuk. Hal ini dilakukan untuk
menunjukkan sikap sopan kepada lawan bicara. Orang luar negeri kebanyakan
kesulitan untuk berjongkok, tetapi bagi masyarakat Indonesia, jongkok adalah
suatu hal yang mudah dan bisa dilakukan di mana saja. Untuk itu, banyak orang
luar negeri yang heran mengenai hal ini. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang
membuat budaya di Indonesia bisa dikatakan cukup unik.
Maya,
tokoh utama dalam buku Goodbye Fairy, datang ke Jepang dari Yugoslavia karena
ingin mempelajari budaya Jepang yang nantinya bisa dia adaptasi ke negaranya
sendiri. Kedatangannya itu yang mempertemukannya dengan Moriya dan
teman-temannya. Akan tetapi, karena Maya memiliki sifat ingin tahu yang
demikian besar (yang mengingatkan kita kepada Chitanda Eru dalam serial Hyouka),
hal-hal sekecil apa pun menjadi sebuah misteri yang unik yang bisa
mengungkapkan apa yang ada di balik sebuah kebiasaan di Jepang.
Buku
ini juga mengangkat sedikit kisah di balik pecahnya negara Yugoslavia pada
1992, yang tentu saja akan menarik bagi peminat sejarah dunia.
Sumber: Press Release Tim
Redaksi Haru Grup